TRANSMIGRAN SULTAN DI KALIMANTAN
Transmigrasi berasal dari bahasa Belanda transmigratie yang mendefinisikan suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk atau kota ke daerah lain yang tidak padat atau desa di dalam wilayah Indonesia. Bagi penduduk yang melakukan transmigrasi maka disebut Transmigran.
Video berdurasi 8 menit 5 detik itu diunggah oleh akun Tiktok @jebres3. Dalam video itu tampak seorang pria melakukan penelusuran ke salah satu rumah mewah di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kuburaya, Kalimantan Barat.
Rumah tersebut terlihat memiliki halaman yang sangat luas, menciptakan kesan megah dan lapang. Untuk mencapai pintu utama, pengunjung harus melewati jalan pribadi selebar 4 meter dengan panjang sekitar 10 meter. Jalan tersebut menambah kesan eksklusif dan memberikan privasi bagi penghuni rumah. Keunikan ini menjadikan rumah tersebut tampak istimewa dan mencuri perhatian.
Rumah mewah bak istana ini memiliki keunikan tersendiri yang menarik perhatian terutama pada desain pintu utamanya. Pintu tersebut didesain berbentuk seperti wayang kulit. Desain ini memberikan sentuhan budaya yang khas dan mencerminkan keindahan seni tradisional Jawa. Kombinasi antara kemewahan dan nilai budaya membuat rumah ini semakin istimewa.
Di bagian garasi terlihat sebuah mobil sedan mewah terparkir dengan rapi. Tidak jauh dari sana, di sudut belokan menuju pintu utama tampak sebuah motor matic berwarna merah yang biasanya digunakan untuk kepentingan sehari-hari. Sedangkan, kehadiran mobil sedan mewah di garasi tersebut mencerminkan prestis dan menambah kesan elegan pada rumah tersebut.
Setelah berkeliling rumah bagian luar, pengunggah video kemudian ditemui seorang pria dengan busana yang sangat kental dengan adat Jawa. Pria tersebut bernama Pak Tukirin, pemilik rumah paling mewah di Desa Limbung.
Pak Tukirin menceritakan panjang lebar tentang dirinya dan keluarganya termasuk perjalanan hidup mereka yang inspiratif. Ia mengungkapkan bahwa dulunya kawasan tempat tinggalnya yang kini menjadi rumah mewah merupakan bagian dari program Transmigrasi Sidomulyo.
Pak Tukirin mengungkapkan bahwa dirinya adalah generasi ketiga dari keluarga transmigran asal Yogyakarta yang pindah ke Kalimantan. Ia menjelaskan bahwa yang pertama kali mengikuti program transmigrasi adalah kakeknya. Sejak itu, keluarganya menetap di Kalimantan dan menjalani kehidupan baru di sana.
"Transmigrasi sekitar tahun 1955, zaman Pak
Soekarno dulu. Jadi yang transmigrasi mbah saya. Sementara bapak ibu saya masih
remaja saat transmigrasi," ujar Pak Tukirin. Dalam kata lain, program
transmigrasi saat itu menjadi salah satu cara untuk membuka peluang baru bagi
masyarakat di luar Pulau Kalimantan untuk mencari kehidupan di Pulau
Kalimantan.
Karena lahir dan besar di Kalimantan, Pak Tukirin sering
menyebut dirinya sebagai orang berdarah Jawa dengan daging Pontianak atau yang
dikenal dengan istilah Jawa Pontianak. Meskipun ia memiliki keturunan Jawa,
kehidupannya yang tumbuh di Pontianak memberikan pengaruh yang kuat dalam
membentuk identitas dirinya.
Pada tahun 1955, kakeknya Pak Tukirin mengikuti program transmigrasi yang diselenggarakan pemerintah. Saat itu, kawasan Sidomulyo masih berupa hutan belantara yang luas dan belum terjamah oleh banyak orang. Dalam perjalanan hidupnya ia menyaksikan perubahan besar yang terjadi di kawasan tersebut. Dari hutan yang dulu sepi dan tak terjamah kini berkembang menjadi tempat yang ramai.
"Dapat satu rumah
dari batang kayu. Dindingnya kayu, lantainya kayu, atapnya daun nipah, lahannya
masih batu-bata besar," Ujar Pak Turin. Saat itu rumah transmigrasi
yang disediakan jauh dari layak huni. Karena pada tahun tersebut masih
permulaan pembangunan pemerintah karena baru 10 tahun Indonesia merdeka.
Pak Tukirin juga mengatakan bahwa pemerintah memberikan jatah hidup selama 10 tahun bagi warga transmigran. Dalam program ini, keluarga transmigran akan mendapatkan bantuan berupa beras, ikan asin, dan bulgur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bantuan tersebut diharapkan dapat membantu warga transmigran dalam menjalani kehidupan baru mereka.
Ditulis Oleh: Mochammad Gatot
Source: https://www.dream.co.id/stories/cerita-pak-tukirin-dari-keluarga-transmigrans-jawa-yang-sukses-bangun-istana-megah-di-kalimantan-des.html
Komentar
Posting Komentar