Hari Puisi Nasional : Mengenang Sastrawan yang Melegenda

      



        Halo sobat Lentuers, siapa yang suka baca puisi atau suka baca sekaligus menciptakan puisi? Kalau iya, pasti kalian familiar nih, sama penyair seperti Chairil Anwar, W.S Rendra, Sapardi Djoko Damono, hingga penyair internasional seperti Pablo Neruda atau William Shakespeare. 

        Mereka merupakan penyiar legendaris yang mewarnai dunia sastra dengan karya-karyanya yang indah. Puisi ialah suatu karya seni yang sampai detik ini tidak lekang oleh waktu, dan masih menjadi salah satu karya yang sangat digemari banyak orang.  Ditandai dengan masih banyaknya buku yang berisi puisi-puisi indah pada toko buku kecil bahkan toko buku besar di sekitar kita.

        Karena, puisi meninggalkan banyak sejarah, baik di dunia dan Indonesia memiliki hari peringatan puisi. Hari puisi dunia di tetapkan pada 21 Maret, sedangkan di Indonesia ditetapkan pada 28 April.

        Hari puisi nasional di Indonesia ditetapkan pada 28 April, yang mana tanggal tersebut adalah hari wafatnya seorang sastrawan Indonesia yang menuangkan segala harapan, impian, dan kecintaannya pada negeri ini, yaitu Chairil Anwar.


Mengenal sang Legendaris


        Chairil Anwar merupakan salah satu sastrawan yang berpengaruh di Indonesia. Lahir pada tanggal 22 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara. Ia dikenal sebagai pelopor angkatan ‘45 dalam dunia sastrawan Indonesia.

        Chairil memulai kariernya pada tahun 1942, tepatnya saat berusia 20 tahun yang dimulai dengan sebuah sajak yang berjudul Nisan. Puisi ini dibuat untuk menunjukkan rasa cintanya kepada neneknya yang juga terinspirasi dari kematian neneknya. Hingga tahun 1949, Chairil diyakini telah membuat kurang lebih 90-an karya. 


Alasan Tanggal 28 Maret Menjadi Hari Puisi Nasional

        Hari Puisi Nasional, yang diperingati setiap tanggal 28 April, merupakan momen untuk mengenang dan menghormati kehebatan dan kebijaksanaan seorang penyair terkemuka Indonesia yaitu, Chairil Anwar. 

        Chairil Anwar, yang lahir pada 26 Juli 1922 dan wafat pada 28 April 1949, telah melahirkan 96 karya, termasuk 70 puisi. Salah satu puisinya yang sangat menginspirasi adalah berjudul “Aku,” yang ditulis pada tahun 1943 dan dimuat di majalah Timur pada tahun 1945. Puisi ini dianggap sebagai pendobrak cara berpuisi dan memiliki pengaruh besar pada Angkatan 45.


        Puisi akan menjadi alat atau wadah bagi "sang tuan" untuk menuangkan isi pikiran, hati, bahkan menyuarakan pendapatnya.  


By : Sahda Vania, Gizi 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SARAPAN PAGI ITU, PENTING!

Mengulik Organisasi di PKJ 2 dan Pentingnya Berorganisasi

Dies Natalis ke-15 Hadirkan Konsep Berbeda