Fajar, Hanif dan Turis Palsu
Di sebuah sekolah, terdapat 4 orang
sahabat yang sangat dekat mereka adalah Reza, Dani, Fajar dan Hanif mereka
adalah siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Bojong, yaitu salah satu SMP ternama
yang ada di kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal. Mereka adalah anak-anak yang baik, rajin dan
sangat sopan. Sepulang sekolah, mereka harus berjalan kaki untuk mendapatkan
transportasi umum ke pertigaan di dekat sekolah mereka, dalam perjalanannya
Reza berniat untuk mengajak teman-temannya pergi ke Objek Wisata Guci.
"Gais!
besok kan weekend nih, hmm, bagaimana kalau kita
pergi ke Objek Wisata Guci? Tanya Reza dengan penuh semangat.
"Wah
ide bagus tuh Za,
sekalian kita latihan renang nih untuk ujian praktek minggu depan" jawab
Hanif dengan senang.
"Ayo,
aku sih ikut kalian aja gais." Jawab Dani sambil memegang pundak Fajar.
"Oke deh kalo gitu kita sepakat yaa? Eh Jar, kamu gimana bisa ngga besok?
" tanya Reza dengan muka yang serius.
"Emm
gimana yaa gais, besok aku harus membantu ayahku bekerja nih, jadi kayaknya
lain waktu aja ya gais" jawab Fajar dengan wajah murung.
"Kamu
kenapa sih Jar, selalu ngga bisa kalo kita ajak main?" Tanya Dani dengan
tegas.
"Ya..
ngga papalah dan aku cuma harus membantu ayahku agar aku dan adik-adikku tetap
bisa bersekolah." Jawab Fajar sangat sedih.
"Ya
sudah Jar ngga papa, lain waktu semoga kita bisa main bareng-bareng ya"
saut Hanif sambil menepuk pundak Fajar. Sesampainya di pertigaan mereka
langsung mencari mobil untuk pulang, meski satu sekolah, mereka tinggal di desa
yang berbeda dan lumayan jauh juga jaraknya. Mereka memilih kendaraan sesuai
dengan arah rumah mereka.
Tettt!!! Tettttt!! “Buuu?! Hanif pulang,
Assalamualaikum Ibu?” Teriak Hanif sambil
melihat jendela rumahnya. “Ayah?
Assalamualaikum Hanif pulang Yah”. Setelah lama menunggu
akhirnya ayah dan ibu Hanif keluar dan membukakan pintu untuk Hanif.
“Ya
ampun Nak,
sudah lama ya?” tanya ibu sambil mengelus punggung Hanif.
“Hmmm, lumayan sih Bu, Ayah dan Ibu dari mana kok lama
sekali membuka pintunya?”. Tanya Hanif agak sedikit kesal.
“Maaf
ya Nak, Ayah dan Ibu sedang ngobrol di
dekat kolam belakang jadi kami tidak mendengar suaramu.” Jawab ayah dengan
lembut.
“Baiklah Ayah tidak apa-apa” jawab
Hanif dengan tersenyum. Mereka akhirnya masuk ke rumah dan ibu sudah menyiapkan
masakan yang lezat untuk mereka makan siang bersama. Hanif kemudian berganti
baju dan berniat untuk meminta izin
kepada ayah dan ibunya untuk pergi besok bersaama teman-temannya.
“Nif?
Hanif... ayo sini Nak,
kita makan siang bersama”
saut ibu dengan lembut.
“Baik
Ibu,
tunggu sebentar, Hanif akan segera datang” jawab Hanif.
Setelah semuanya berkumpul di meja makan
Hanif mulai mencerritakan rencananya besok kepada ayah dan ibunya. “Ayah , Ibu, Hanif mau minta izin
untuk besok Hanif pergi ke Objek Wisata Guci bersama dengan Reza, Dani dan Fajar. Apakah Ayah dan Ibu mengizinkan?” tanya
Hanif.
“Kalo
Ibu
sih boleh Nak, asal kamu harus hati-hati
karena disana kan banyak orang dari luar kota juga, bahkan luar negara loh” terang
Ibu
kepada Hanif.
“Wahh terima kasih banyak Ibu, Hanif akan
berhati-hati Bu.
Kalau Ayah
bagaimana Yah?
Apakah Hanif boleh pergi?” tanya Hanif dengan muka tegang.
“Hmmm...
tentu saja boleh Nak,
asalkan Hanif selalu ingat pesan Ayah
dan Ibu
yaa Nak”.
Jawab ayah dengan tegas.
“Yeayy! Terimakasih Ayah, terimakasih Ibu, Hanif akan selalu ingat
pesan Ayah dan ibu.” Setelah mendapat izin dari ayah dan ibunya Hanif
melanjutkan makan siangnya, setelah itu dia bergegas untuk mengerjakan tugas
sekolahnya, tetapi Hanif teringat akan satu hal yaitu Fajar, dia terus
memikirkan keadaan Fajar dan akhirnya dia memutuskan untuk menceritakan tentang
kondisi Fajar kepada ayahnya.
“Ayahhh...
Hanif boleh duduk disini tidak?”
“Tentu
saja boleh Nak,
ayo sini duduk” jawab Ayah dengan lembut.
“Ada apa Nak? Kamu baik-baik saja
kan?” tanya ayah.
“Tidak
Ayah,
aku sedang tidak baik-baik saja, temanku Fajar Yah. Dia tidak bisa ikut karena
dia harus membantu orang tuanya mencari uang dan aku merasa kasihan Yah, dia adalah anak yang
sangat rajin dia tidak pernah membantah semua yang dikatakan oleh orang tuanya”
jawab Hanif.
“Hmm, anak yang sholeh ya Nak” saut ayah sambil
berpikir. Akhirnya ayah menemukan suatu cara agar Fajar bisa ikut bermain
bersama teman-temannya dan membisikan cara tersebut kepada Hanif.
“Wahh Ayahku, terima kasih Ayah. Ayah memang selalu
bisa diandalkan” sambung Hanif dengan penuh gembira.
Keesokan harinya mereka berangkat ke Objek
Wisata Guci dan mereka memutuskan untuk bertemu di Patung Gajah yang berada di
pintu masuk Objek Wisata Guci. Dani adalah orang pertama yang sampai karena
rumahnya tidak terlalu jauh dari Objek Wisata Guci kemudian dia memutuskan
untuk menelfon Reza. "Halo Za,
kamu dimana? Aku sudah sampai nih?" terang Dani
"Oke
Dan, sebentar ya aku bentar lagi juga sampe kok, si Hanif juga bilang ke aku
tadi sebentar lagi sampai, kamu tungguin kita ya" jawab Reza.
"Ehh
itu Hanif datang, oke oke dan aku tunggu kamu, sudah dulu yah kamu
hati-hati".
Setelah semua berkumpul mereka kemudian
langsung berjalan ke pemandian air panas untuk latihan berenang dan mereka
berharap bisa bertemu Fajar di jalan. Tiba-tiba awan hitam muncul, kabut
disekitar pemandian sangat tebal dan angin bertiup sangat kencang, tak jauh
dari pemandian hujan datang mengguyur Objek Wisata Guci, mereka bahkan belum
sempat berlatih renang tetapi hujan sudah datang lebih dulu. Akhirnya mereka
memutuskan untuk duduk di sebuah warung siomay yang ada disekitar
pemandian, setelah kurang lebih 15 menit hujan pandangan Reza tertuju pada anak
berbaju hitam yang sedang menawarkan payung kepada pengunjung, Reza berpikir
bahwa itu adalah Fajar. Kemudian Reza memberitahu Hanif dan Dani "Guys,
coba lihat anak berbaju hitam diujung sana, itu Fajar bukan sih?" Tanya Reza kepada
teman-temannya.
"Wah iya bener itu Fajar Za, kamu kok liat aja
sih" sambung Hanif sambil melihat kearah jalanan.
"Ehh,
ehh liat deh dia dapat pelanggan guys"
saut Dani sangat senang.
"Wahhhh
iya Dan, coba kita lihat" sambung Reza sambil melihat kearah Fajar. Mereka
sangat senang melihat Fajar mendapat pelanggan. Karen hujan sudah mulai reda
mereka pun memutuskan untuk mengajak Fajar bercerita sebentar, terlihat Fajar
sedang berbicara dengan pelanggannya.
"Wah
pak ini banyak sekali" terang Fajar kepada pelanggannya.
"No
problem, ini semua untuk kamu" jawab pelanggan tersebut dengan ramah.
Dani,
Reza dan Hanif berlari ke arah Fajar dan berkata "Jar ayoo kita latihan
renang?" Tanya Dani dengan penuh semangat.
"Ayoo dong Jar, sebentar aja"
sambung Reza dan Hanif.
"Sebentar
yaaa teman-teman aku mau berterimakasih kepada Mister Roby dulu" jawab
Fajar
"Mister Roby terima kasih banyak ya"
"It’s okey,
oh ya, this is for you"
sambung Mister
Roby.
"Apa ini Mister?" Jawab Fajar.
"Nanti
kamu buka saja sendiri dirumah ya" jawab Mister Roby.
"Baiklah Mister, terima kasih ya" saut Fajar
dengan riang gembira.
"Ayoo
teman-teman kita berenang" terang Fajar.
"Yeayyy ayoo" jawab
Reza, Dani
dan Hanif sambil berjalan. Hanif
pun mengedipkan matanya kepada Mister
Roby dan Reza berkata "Wah
baik banget yaa Jar, turis tadi".
"Iya Za, baru kali ini aku mendapatkan
pelanggan yang sangat baik" terang Fajar.
"Syukurlah
Jar kalau begitu" sambung Hanif dengan lega. Mereka akhirnya bisa berlatih
renang bersama-sama.
Setelah mereka berenang mereka pulang
kerumah masing-masing. Dan sesampainya dirumah Hanif langsung memeluk ayahnya
dan mengatakan dengan bangga "Ayah terimakasih, penyamaran Ayah berhasil, aku sangat
bangga pada Ayah"
tutur Hanif sangat senang.
"Sama-sama
sayang, Ayah
juga bangga pada Hanif, karena kamu memiliki empati yang sangat tinggi terhadap
temanmu, dan memang sudah kewajiban kita untuk membantu sesama" terang
ayah sambil memeluk Hanif. Mereka akhirnya saling berpelukan dan merasa
bersyukur bisa membantu satu sama lain.
Karya Rya Andini Gizi’20
Editor Majalah : Saharani
Salsa Billa TG’20
Komentar
Posting Komentar