Isra’ Mi’raj, Asal Muasal Salat Lima Waktu

Oleh : Aldiana Mustikaning Henandi 
           Nuralita Jihad


Lentuna.blogspot.co.id--Guna memperingati Isra’ Mi’raj, pada hari Minggu, 1 Mei 2016 Fosti Jurusan Gizi menyelenggarakan seminar di Auditorium Prof. Dr. H. Ghani Ilyas yang bertemakan “Mantapkan Iman dan Bentangkan Tali Silaturahmi dengan Menebar Kebahagiaan Sesama Insan”. Tema ini menurut sang ketua pelaksana, Yusuf, dipilih karena sebagai sesama muslim, kita harus saling meningkatkan kepedulian terhadap muslim lainnya, misalnya pada kasus gizi buruk yang gencar terjadi di mana-mana, sebagai umat muslim diwajibkan untuk tolong-menolong demi meringankan kasus gizi buruk tersebut.
Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dalam waktu satu malam. Kemudian peristiwa ini menjadi sangat penting bagi umat Islam karena pada saat itu Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Dalam peristiwa Isra’, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa di mana saat itu beliau menjadi imam dan berhak memiliki dan menguasai Masjidil Aqsa. Kemudian dalam peristiwa Mi’raj, Beliau dinaikkan ke langit hingga Sidratul Muntaha untuk menunaikan salat lima waktu.
Pemberi materi dalam kegiatan ini ialah Ustadz Faisal Azhar Harahap. Ia mengatakan bahwa Isra’ Mi’raj merupakan wujud kecintaan Allah SWT kepada Rasulullah SAW atau ummatnya yang digambarkan dengan diangkatnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Sidratul Muntaha. Dari seluruh ibadah yang Allah perintahkan, salat merupakan perintah yang paling penting. Dalam salat banyak kemudahan yang Allah berikan, contohnya bagi orang yang sakit maka ia diperbolehkan untuk salat dalam posisi duduk bahkan hingga berbaring. Maka dalam Isra’ Mi’raj ini kita harus lebih menghayati lagi bahwa salat itu adalah ibadah yang tidak boleh ditinggalkan. Ustadz Faisal berharap pemuda sekarang harus lebih bersemangat lagi dalam salat terutama untuk salat berjamaah di masjid sehingga kita bisa sama-sama belajar bagaimana caranya istiqomah dalam Shalat berjamaah dan meramaikan masjid terutama ketika salat Subuh dan salat jum’at. Ia juga menekankan bahwa para pemuda saat ini jangan jauh dari Al-Qur’an, Hadist, dan Sunnah-Sunnah Rasul. Apa yang Allah SWT dan Rasul perintahkan dan kerjakan sebaiknya dikerjakan, dan jauhi semua larangan-Nya. Ia juga berpesan agar acara ini dapat diselenggarakan rutin, dan bukan hanya acara Isra’ Mi’raj tetapi juga acara kajian-kajian Islam lainnya yang rutin diselenggarakan minimal tiga bulan sekali.  Dalam rangkaian acara Isra’ Mi’raj ini, tidak hanya menghadirkan pembicara yang memberikan banyak pelajaran tetapi juga bekerjasama dengan Fosti jurusan lain untuk mengumpulkan donasi kepada Dompet Dhuafa yang ditunjukkan bagi saudara-saudara kita yang mengalami gizi buruk.
Menurut Yusuf, acara ini telah berlangsung rutin dari tahun 2004 dengan rangkaian acara yang serupa. Ia berharap nantinya mahasiswa sadar akan rasa kepedulian terhadap sesama, ia pun sangat bersyukur karena antusias dari para peserta yang menyempatkan hadir walaupun pada hari minggu dan ia juga sangat berterima kasih terhadap kinerja para panitia selama 2 bulan ini yang telah mempersiapkan acara ini sehingga berjalan dengan baik.
Acara ini memiliki banyak manfaat diantaranya, kita menjadi tahu bagaimana caranya shalat dengan khusyuk, amalan – amalan sunah yang dapat kita jalankan setiap hari dan kita juga menjadi tahu bahwa kita itu tidak boleh pacaran. Sebagai muslim yang baik, sebaiknya mencoba untuk berpartisipasi dalam acara-acara islami. Banyak hal menarik yang dapat ditemukan dalam acara ini. “Acaranya sih menarik, menyenangkan, dan juga seru karena menambah pengetahuan untuk para pesertanya,” tutur salah satu peserta. Ia berharap untuk kedepannya acara ini bisa diselenggarakan secara lebih terstruktur, dan antusias dari pesertanya juga harus ditingkatkan lagi sehingga acara Fosti Gizi ini bisa terselenggara dengan lebih baik lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SARAPAN PAGI ITU, PENTING!

Rapat Koordinator Wilayah (Rakorwil) Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik Indonesia (FKMPI) Wilayah Jawa ke-VI

TRANSMIGRAN SULTAN DI KALIMANTAN